Sungguh aku terkejut saat ia berbagi tentang mimpi yang dialaminya padaku. Sebenarnya aku memahami mengapa mimpi-mimpi itu bisa terjadi. Mengapa bisa terjadi rangkaian seperti itu. Maafkan aku ya sobat jika mimpi-mimpi itu mengganggumu, tak dipungkiri reaktor-reaktor pemicu mimpi itu berasal dariku. Apa yang kau lihat kau dengar dan kau rasa akan masuk dan tertanam kuat dalam alam bawah sadarmu. Memang semuanya, apapun itu bisa terjadi atas kehendakNya. Tapi tak usah lah kita terus memperpanjang, terus menerus memikirkan sebuah bunga tidur. Hanya akan menambah beban kita yang memang sudah berat. Percayalah semuanya hanya berasal dari pikiran-pikiranmu saja, bukanlah sebuah realita.
Entah mengapa berawal dari mimpi-mimpinya bisa berlanjut membahas hal lain yang menurutku...membuatku teringat kembali situasi saat 6 bulan silam. Aku tau itu sebuah bagian realita dari kisahku dan aku tidak tau mengapa ia membuka kembali halaman itu. Sedih memang mengingat itu, tapi toh aku sudah bisa menerima dan mensyukuri peristiwa itu. Telah aku maafkan para pelakunya, telah aku ambil hikmahnya, dan tetap aku do’akan pula para pelakunya.
Benar-benar membuatku kembali menelusuri jejakku di kala itu. Berjalan tak tentu arah dan tujuan menelusuri malam, ditemani hujan deras yang tak kunjung reda. Mungkin langit pun sedang berempati padaku. Dan entah mengapa setelah sekian lama, butir-butir itu selalu siap untuk meluncur. Begitu juga malam ini, namun bukanlah sebuah kesedihan yang berlarut-larut. Kali ini ada butir-butir haru, yang makin membuatku sadar bahwa rasa sayang itu ada untukku. Kalian peduli padaku....