Bergegas aku berangkat untuk melepas kepergian salah seorang sahabat terbaikku. Kulaju sepeda motorku dengan harapan sempat bertemu sebelum ia benar-benar meninggalkan kota Jogja yang penuh kenangan ini. Akhirnya sampailah aku di Bandara tempatnya akan berangkat, aku sudah was-was jangan-jangan aku terlambat. Tapi ternyata tidak, aku masih dipertemukan sebelum ia benar-benar pergi...Ahh lega...
Kaget memang ketika mendengar kabar bahwa sahabatku itu akan dipindah tugaskan. Sedih, binggung, tidak percaya, campur aduk semua. Kenapa secepat ini? Kebersamaan yang belum lama terjalin antara kita semua, terlalu cepat untuk diakhiri. Dan aku belum siap, dan mungkin tak hanya aku saja. Teringat saat melewati moment-moment bersama, dalam tangis ataupun tawa. Tak tau kapan akan terulang lagi moment bersama itu. Aku menganggap dia dan kita semua sudah seperti sebuah keluarga, apapun kekurangan yang dimiliki bisa sama-sama diterima. Tak terkecuali apapun keluh dan kesah ku juga dengan setia dia mendengarkannya, kapanpun aku membutuhkannya dia selalu siap membantu. Dia salah satu sahabat yang telah aku percayai. Bagiku dia lebih hebat dari para S.Psi.
Walau ku akui terkadang memang aku nggak peduli dengan dia, aku terlalu egois dan hanya mementingkan diriku saja. Terlalu sibuk dengan diriku sendiri dan segala permasalahanku. Aku tak pernah tau bagaimana dengan perasaannya, bahwa sebenarnya ia juga membutuhkan bantuan dari sahabat-sahabatnya. Candaan-candaannya yang selalu menyambut dan menghibur seolah mengindikasikan dia selalu baik-baik saja. Namun candaan yang terlalu berlebihan membuatku jengkel juga sih..
Baru terasa sekarang , saat dia sudah jauh, saat sahabatku sudah jauh, dan juga saat teman-teman yang lain mulai jauh. Ketika semua sudah sulit terjangkau seperti ini aku merasakan betapa kalian sungguh berarti. Aku yakin persahabatan yang tulus ini akan tetap abadi.
Semua candamu takkan pernah hilang
Kaget memang ketika mendengar kabar bahwa sahabatku itu akan dipindah tugaskan. Sedih, binggung, tidak percaya, campur aduk semua. Kenapa secepat ini? Kebersamaan yang belum lama terjalin antara kita semua, terlalu cepat untuk diakhiri. Dan aku belum siap, dan mungkin tak hanya aku saja. Teringat saat melewati moment-moment bersama, dalam tangis ataupun tawa. Tak tau kapan akan terulang lagi moment bersama itu. Aku menganggap dia dan kita semua sudah seperti sebuah keluarga, apapun kekurangan yang dimiliki bisa sama-sama diterima. Tak terkecuali apapun keluh dan kesah ku juga dengan setia dia mendengarkannya, kapanpun aku membutuhkannya dia selalu siap membantu. Dia salah satu sahabat yang telah aku percayai. Bagiku dia lebih hebat dari para S.Psi.
Walau ku akui terkadang memang aku nggak peduli dengan dia, aku terlalu egois dan hanya mementingkan diriku saja. Terlalu sibuk dengan diriku sendiri dan segala permasalahanku. Aku tak pernah tau bagaimana dengan perasaannya, bahwa sebenarnya ia juga membutuhkan bantuan dari sahabat-sahabatnya. Candaan-candaannya yang selalu menyambut dan menghibur seolah mengindikasikan dia selalu baik-baik saja. Namun candaan yang terlalu berlebihan membuatku jengkel juga sih..
Baru terasa sekarang , saat dia sudah jauh, saat sahabatku sudah jauh, dan juga saat teman-teman yang lain mulai jauh. Ketika semua sudah sulit terjangkau seperti ini aku merasakan betapa kalian sungguh berarti. Aku yakin persahabatan yang tulus ini akan tetap abadi.
Semua candamu takkan pernah hilang
0 komentar:
Posting Komentar