Nurani Ruhani: Desember 2009

Kamis, 31 Desember 2009

Lanjutan...

Beberapa hari kulewati bersama malaikat-malaikat tak bersayap-ku. Tak ada rasa lelah dan tak ada rasa kesal melihat tingkah polah mereka. Walaupun selalu ada-ada saja, setiap hari pasti ada saja yang menangis dan ada saja yang berantem berebut mainan. Jika kemaren yang menangis Dennish, hari ini Oxa, Ajay, dan Nanang. Begitulah setiap hari. Tetapi lucu melihat mereka itu, mereka punya keunikan sendiri-sendiri. Dennish misalnya, dia mudah sekali ngambek dan tidak mau mengerjakan tugas. Yach..jadi harus sabar n pinter-pinter membujuk dia untuk mau mengerjakan tugas. Apalagi kalau Dennish udah mulai ngomyang (ngomong gak jelas n gak nyambung) sambil nangis dan menggelendot sama Bunda-bunda (termasuk aku), susah buat disuruh diem. Lain lagi dengan Nanang, dia sukanya menggelendot manja sama aku. Kalau lagi ngerjain tugas maunya ditemenin terus, Ohh..ya Nanang paling suka kalau dikasih soal teka-teki silang jadi aku coba dech buatin soal teka-teki. Nanang sebenernya anak yang pandai, tapi sayang dia punya keterbatasan dan tidak mampu memahami hal-hal yang abstrak. Tapi hari ini Nanang nangis terus n susah disuruh belajar, ternyata itu karena besok libur. Nanang tidak mau libur dan katanya dia selalu begitu kalau hari besoknya libur, dia pasti menangis dan bahkan tidak mau pulang.

Aku paling suka menggoda Ajay, badannya yang endut n pipinya yang cubby selalu menjadi sasaran untuk aku gelitiki, dan kita selalu tertawa bersama. Tapi dia sering dikerjain oleh teman-temannya bahkan sampai menangis tapi paling satu menit kemudian dia sudah ketawa-ketawa lagi. Ahh..itulah anak-anak sebentar menangis sebentar kemudian tertawa dan sebentar kemudian udah berantem berebut mainan. Ajay juga paling sering ngambek tuh...trus nangis, aduhh...tobat dech. Tapi gak heran sih dia memang mempunyai gangguan perilaku. Dafa yang menurutku paling unik, secara sekilas dia memang sudah kelihatan berbeda dengan anak-anak yang lain. Ya..dia memang bisa dikatakan semi autis. Dafa tak mau disentuh, Dafa selalu bermain Lasy (sejenis Lego, mainan berbentuk balok-balok yang bisa disusun) dan Balok, Dafa selalu menyukai hal-hal yang beraturan dan berurutan, dan Dafa lah yang selalu membereskan mainan Lasy pada tempatnya dan dia hafal dimana letaknya masing-masing rangkaian Lasy. Dafa selalu membuatku terharu, walaupun dengan semua keterbatasannya dan dia seperti mempunyai dunia sendiri dia bisa melakukan hal-hal yang lebih baik dari orang lain. Dan aku melihat Dafa sebenarnya sayang dengan semua orang-orang disekelilingnya.

Aku benar-benar terharu saat Dafa mengelus-elus rambut Oxa saat mereka bermain Lasy sambil berkata “Oxa..Oxa..Oxa..”, kemudian dia mengambil spidol yang ada di dekat papan white board kemudian menuliskan “O X A” di papan white board sambil berkata “Oxa”. Dan selanjutnya dia sudah ngeloyor pergi bemain yang lain. Lalu saat Oxa, dennish, Nanang bermain Lasy bersama. Tiba-tiba Dennish mengambil bagian Lasy punya Nanang, dan akhirnya terjadi keributan karena berebut mainan, mereka saling menarik mainan itu bahkan Oxa dan Ajay jadi ikut-ikutan berebut. Dan tiba-tiba ketika Dennish merebut mainan itu, Dafa datang dan memukul punggung Dennish sambil berteriak “DENNISH..!!!”. saat itu aku benar-benar terkejut, aku tahu maksud Dafa. Dafa melakukan itu karena dia tahu yang pertama kali bersalah adalah Dennish karena dia merebut mainan dengan paksa.

Entah apa lagi yang akan terjadi hari-hariku esok bersama mereka, yang pasti selalu saja ada yang bisa aku pelajari dan aku dapat dari mereka. Ada kebahagiaan tersendiri ada diantara mereka.

Namun tak kau lihat terkadang malaikat
Tak bersayap tak cemerlang tak rupawan

Malaikat Tak Bersayap

Hari senin jadi hari yang kutunggu-tunggu, entah kenapa sudah lama aku menunggu-nunggu hari itu. Lebih tepatnya hari itu aku akan bertemu dengan para malaikat tak bersayap-ku. Aku sendiri binggung kenapa aku menyebutnya seperti itu, terlintas begitu saja memanggil mereka seperti itu walaupun kedengarannya agak lebay. Sebenarnya aku belum pernah bertemu mereka, tetapi aku merasa dekat dengan mereka.

Akhirnya aku bertemu langsung dengan mereka, sekilas mungkin mereka tak ubahnya seperti anak-anak pada umumnya. Tapi jika diperhatikan ada yang berbeda dari mereka. Mereka dengan segala kekurangan dan kelebihannya punya keunikan tersendiri. Mereka adalah Anugrah dari Tuhan yang harus disyukuri dan bukan untuk dicela. Andai engkau tahu, mereka itu punya ketulusan. Kehadiranku disambut baik oleh mereka, walaupun pada awalnya ada yang merasa tidak nyaman dengan kehadiranku. Akupun tak tahu harus bersikap bagaimana dengan mereka, karena perlakuan yang seharusnya aku berikan berbeda antara anak yang satu dengan lainnya. Seperti yang aku bilang tadi, mereka membawa keunikan pada dirinya masing-masing. Aku mulai menyesuaiakan diri, meski pelan aku mulai bisa mengenali karakter mereka satu persatu. Dengan mengenali karakter mereka aku menjadi tau apa yang harus aku lakukan. Mau tak mau segala jurus ilmu yang pernah aku dapatkan harus ku keluarkan.

Ada satu hal yang benar-benar membuatku bahagia hari itu, tak kusangka mereka semua para malaikat tak bersayapku memanggilku “BUNDA”. SubhanaAllah....aku begitu terharu dan tak tau harus berkata apa. Speechless. Bagiku panggilan itu tak biasa, sebenarnya ada rasa ketidaknyamanan, aku tidak pantas dipanggil seperti itu. Menurutku panggilan itu adalah tingkatan tertinggi. Tapi aku tau mereka tulus, bukankah setiap ucapan itu adalah Do’a. Dan aku yakin apa yang keluar dari mulut mereka adalah Do’a bagiku. Semoga aku bisa menjadi Bunda yang baik untuk kalian (dan untuk anak-anakku kelak)

Amien.....

Terima Kasih untuk malaikat-malaikat kecil-ku yang tak bersayap : Dafa, Dennish, Oxa, Ajay, dan Nanang

Senin, 28 Desember 2009

Liburan-ku

Buat sebagian orang mungkin moment ini adalah saat yang ditunggu-tunggu. Pasti deh udah pada ngerancang jauh-jauh hari mo ngapain aja liburan ini. Secara liburnya dari kamis-jumat-sabtu-minggu. Bagiku liburan atau enggak sama aja. Yach...paling gitu-gitu doang. Gak ada planing ngapa-ngapain, so...biarin berjalan apa adanya aja. Padahal liburanku lebih lama lho dari kamis-jumat-sabtu-minggu-senin.

Dari yang gak punya planing apa-apa, eh tiba2 dateng job dari temenku buat hari kamis tanggal 24. Wah..langsung deh kuambil aja lumayan lah walaupun gak seberapa, yang penting disyukuri aja karena dapet rejeki. Job-nya ini agak menantang sebenarnya, soalnya aku belom pernah ngelakuin ini sebelumnya. Bayangin aja, aku harus jadi narasumber atau ceramah dihadapan orang tua/wali murid SD. Tema-nya pun tentang Perkembangan Anak pula, alamakkk....aku gak ngerti soalnya belom punya anak. Akhirnya dengan berbekal S.Psi yang ada dibelakang namaku, aku jalani sajalah. Intinya Bonek alias Bondo Nekat.
Itulah liburan hari pertamaku, kuhabiskan dengan bercuap-cuap dihadapan para orang tua/wali murid SD. Dan selebihnya tiduuurrrr......

Lalu...tiba-tiba ada temenku lagi nih yang hubungin aku, kali ini bukan urusan job. Tapi ajakan buat nemenin dia dirumahnya pas malem natal. Sebenernya gak ada hubungannya ma natal sih, Cuma nemenin karena dia sendirian dirumah aja. okelah, akhirnya abis shalat magrib aku meluncur ke rumahnya. Tak disangka di depan rumahnya udah banyak mobil-mobil yang pada parkir dan ada pasukan aparat polisi yang lagi jaga-jaga. ada apakah gerangan??? Oh..ternyata itu mobil para jamaah Misa malam natal dan pasukan polisi yang sedang melakukan pengamanan. Secara rumahnya kan ada di depan salah satu gereja terkenal di kota Jogja gitu loh..jadi gak heran. Sempat juga terlintas dikepalaku, lumayan nih buat jadi tukang parkir. Bisa kaya mendadak dalam semalam.

Lumayan asik juga ngabisin liburanku ma temanku si jeng Pit ini, pokoknya ngelakuin hal yang menyenangkan dech. Ritualnya mulai dari makan (sama-sama suka makan), abis tu nonton pilem (pilem gak jelas pula) sepanjang film sountracknya Bethoven mulu jadinya kayak dihipnotis, trus tidur deh (sama-sama pelor, orang pelor ketemu orang pelor = jam tidur rendah). Bangun tidur nonton tipi, makan mie rebus yang airnya kesedikitan, ngobrol. Bener-bener liburan bener dah, santaiiiii.... Ritual pun tetap berlaku untuk hari berikutnya, soalnya kontrakku diperpajang satu malam lagi. Dimulai dari balikin DVD n sewa lagi, makan sate uritan yang maknyusss. trus nonton 2 pilem, pilem pertama okelah lucu n bermakna, nah pilem kedua bener-bener gak jelas deh endingnya aneh banget. Dilanjutnya dengan pelor berjamaah. Paginya pun tetap dengan ritual yang sama, nonton tipi, makan mie rebus tapi airnya gak kesedikitan lagi, trus ngobrol.

Eh..aku baru nyadar, ternyata temenku itu punya celengan kuda yang mirip kayak punya Jimbron lho. Hahahaha......lucunya, tapi dia cuma punya satu saja, itupun kupingnya tinggal sebelah doang. Kalo liat temenku itu jadi inget Jimbron dech, inget ketulusannya lho....

Akhirnya liburanku kuakhiri dengan melakukan hobby baruku. Tapi ini hanya bisa dilakukan kalo ujan, kalo gak ujan gak bisa. Berbekal jas hujan n motor yang udah diisi bensinnya, akhirnya muter-muter deh dijalanan jogja sambil nyanyi-nyanyi sendiri. Bodo’ amat yang penting happy. Hal ini mengingatkanku beberapa waktu yang lalu saat aku melakukan hal yang sama, tapi kali ini soundtracknya beda. Lagu-lagu yang penuh semangat, dan lagu wajibnya adalah Sang Pemimpi yeahhh.....!!!!!! kulantunkan sepanjang jalan diiringi rintik hujan yang turun.

sambut hari baru di depanmu
sang pemimpi siap untuk melangkah
beri tanganku jika kau ragu
bila terjatuh ku kan menjaga

kita telah berjanji bersama
taklukkan dunia ini
menghadapi segala tantangan bersama
mengejar mimpi-mimpi

berteriaklah hai sang pemimpi
kita takkan berhenti di sini

kita telah berjanji bersama
taklukkan dunia ini
menghadapi segala tantangan bersama

bersyukurlah pada yang maha kuasa
hargailah orang-orang yang menyayangimu
yang selalu ada setia di sisimu

siapapun jangan kau pernah sakiti
dalam pencarian jati dirimu
dan semua yang kau impikan
tegarlah sang pemimpi

berteriaklah hai sang pemimpi
kita takkan berhenti di sini

kita telah berjanji bersama
taklukkan dunia ini
menghadapi segala tantangan bersama

Selasa, 22 Desember 2009

Sang Pemimpi







“Bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi kita”

Itulah sepenggal dialog dalam “Sang Pemimpi”. Sebuah film hasil adaptasi tetralogi novel Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov. Sang pemimpi punya kesan tersendiri buatku, tak hanya filmnya yang sarat makna tapi juga novelnya punya arti tersendiri buatku. Novel Sang Pemimpilah salah satu yang menjadi motivasiku untuk menyelesaikan skripsiku. Ternyata film-nya tak kalah dengan novelnya, bahkan lebih memikat menurutku. Banyak pelajaran yang kudapat dalam film tersebut, mulai dari semangat untuk punya mimpi-mimpi dan meraihnya, hubungan seorang anak dengan orang tua, hubungan guru dengan murid, ketulusan seorang sahabat, cinta dan kesetiaan, ketulusan membantu orang yang membutuhkan, kesenjangan sosial, bahkan sampai toleransi beragama. Semuanya mengajarkan kepada kita tentang makna hidup dan kehidupan.

Begitu menyentuh, usai menonton film itu. Karena beberapa bagian mengingatkanku pada diriku sendiri, membuatku kembali berpikir betapa aku selama ini hidupku tak ada apa-apanya.

Ikal

Bagi Ikal ayahnya adalah ayah juara satu di dunia. Bagiku ayahku juga ayah juara satu di jagad raya. Melihat figur ayah ikal, aku jadi teringat dengan ayahku. Kisah ikal dengan ayahnya juga tak jauh beda dengan kisahku dan ayahku. Sama seperti ayah ikal, ayahku jarang bicara, ayahku tidak pernah sekalipun memarahi walaupun aku mengecewakannya. Ayahku selalu tulus dalam memberikan segalanya, tak hanya materi tetapi juga moriil. Tak harus banyak bicara tetapi menunjukkan dalam perbuatan sehingga menjadi panutan bagiku. Pernah waktu SMA nilaiku merosot tajam, dari yang awalnya selalu masuk 10 besar, tiba-tiba menjadi 10 besar dari bawah. Betapa malunya aku waktu itu, tetapi orang tuaku tak memarahiku tak juga menghukumku. Aku tau mereka kecewa, sehingga aku menjadi terpacu untuk berusaha lebih baik lagi. Ketika melihat betapa susahnya Ikal untuk mewujudkan mimpinya melanjutkan kuliah S2 aku menjadi sadar, aku ini tanpa harus bermimpi, bersusah payah bekerja mengumpulkan uang dan mengejar beasiswa sudah dengan mudahnya meneruskan S2. Orang tuaku telah memberikan dan memfasilitasi semuanya dari hasil keringatnya. Aku akan menanamkan dalam diriku, aku harus semangat untuk menjalani kuliah S2 ku setelah sebelumnya aku hampir terpuruk dan kehilangan semangat. Kalaupun bukan untukku, aku lakukan untuk orang tuaku. Aku tak mau mengecewakan mereka.

Arai

Tak habis pikir aku dengan sosok Arai, aku telah terpikat. Seorang anak sebatang kara yang selalu optimis untuk bermimpi karena dia yakin Tuhan akan memeluk mimpi-mimpinya. Ujarnya pada Ikal “orang seperti kita tak punya apa-apa kecuali semangat dan mimpi-mimpi, tanpa mimpi orang seperti kita akan mati..”. Dialah yang selalu memberi motivasi kepada Ikal, sahabat sekaligus sepupu jauhnya. Bahkan ketika dirinya sedang ditimpa kemalangan karena kedua orang tuanya telah tiada, malah dia yang menghibur Ikal. Itulah Arai selalu punya cara untuk membuat orang lain bahagia, seperti membantu mak cik Maryamah serta membantu mewujudkan mimpi Jimbron mempertemukannya dengan kuda. Dia rela bekerja di peternakan kuda tanpa digaji hanya untuk bisa membawa kuda ke hadapan jimbron. Ada satu hal yang membuatku salut pada Arai, bertahun-tahun dia pantang menyerah dan putus asa ketika cintanya tak dihiraukan oleh wanita pujaannya “Zakiah Nurmala”. Apapun dia lakukan untuk dapat meraih hati wanita pujaannya itu, bahkan dia rela berlatih habis-habisan untuk bisa mendendangkan lagu “Fatwa Pujangga”. Amboyyyy.....

T'lah kuterima suratmu nan lalu
Penuh sanjungan kata merayu
Syair dan pantun tersusun indah, sayang
Bagaikan madah fatwa pujangga

Kan kusimpan suratmu nan itu
Bak pusaka yang amat bermutu
Walau kita tak lagi bersua, sayang
Cukup sudah cintamu setia

Tapi sayang sayang sayang
Seribu kali sayang
Ke manakah risalahku
Nak kualamatkan

Terimalah jawabanku ini
Hanyalah doa restu Ilahi
Moga lah Bang/Dik kau tak putus asa, sayang
Pasti kelak kita kan bersua

Dalam senyum Arai aku melihat semangat, ketulusan, dan juga kesetiaan....
Andai sosok Arai ada dan nyata dalam hidupku (mimpi kali yee..., ah kata Arai kita harus punya mimpi kok...:D)


Jimbron

Ahh..Jimbron seorang yang obsesif kompulsif pada kuda. Dialah yang mengajarkanku makna ketulusan dalam persahabatan. Aku tak menyangka ketika dia memberikan celengan kudanya pada Ikal dan Arai, celengan yang selalu dia idam-idamkan dan berisi uang hasil kerja kerasnya selama bertahun-tahun. Celengan kuda itulah nantinya ikut mengantarkan Ikal dan Arai ke Altar Université de Paris Sorbonne Paris. Aku menjadi bertanya-tanya, apakah aku sudah menjadi sahabat yang baik buat sahabat-sahabatku? Apakah aku bisa seperti Jimbron dengan ketulusannya? Benar-benar tulus tanpa mengharap apa-apa. Makin menyentuh saat menonton film Sang Pemimpi karena aku menontonnya bersama sahabat-sahabatku.

Sahabat,tak hanya untuk berbagi tawa tapi juga berbagi tangis.

Jumat, 18 Desember 2009

Jalan Keluar



Sepucat bulan purnama
Segelap malam tergelap

Kubiarkan ku mencari

Hatimu yang tak pernah kau beri


Sedalam palung lautan

Sedalam jurang hatimu

Kau biarkan ku jatuh tanpa ujung

Lepaskan sayapku yang terpasung
Jika memang tiada harapan

Tunjukkan jalan keluar dari hatimu


Sedalam palung lautan

Sedalam jurang hatimu
Kau biarkan ku jatuh tanpa ujung

Lepaskan sayapku yang terpasung


Jika memang tiada harapan

Tunjukkan jalan keluar dari hatimu


Jika memang tak akan bersanding

Tunjukkan jalan keluar dari hatimu

By: Sheila on7

Potongan Mozaik-ku


Aku kembali menemukan potongan-potongan mozaik dalam pencarianku. Sebenarnya bukan sepenuhnya hasil pencarianku, tapi semua jawaban-jawaban itu datang sendiri. Tepatnya saat kuliah Prophetic Leadership, ketika pada pertemuan 13 yang membahas tentang puasa. Saat itu didatangkan seorang praktisi yang dia punya pengalaman lebih tentang puasa. Pada awalnya aku tidak punya feeling apa-apa, aku kira kuliah akan berjalan seperti biasa. Tapi setelah kuliah berjalan disitulah aku menemukan apa yang kucari.

Ya..ternyata jawaban itu mengalir sendiri dan mendatangiku dalam hari-hari yang kujalani. Terima kasih Ya..Allah, engkau selalu memudahkanku dalam segalanya. SubhanAllah...sungguh begitu indah engkau menunjukkannya, sampai saat ini aku masih bertanya-tanya ternyata semudah ini engkau beri kemudahan padaku. Dan kembali satu tali belenggu telah terlepas. Mungkin ada yang tidak percaya dengan yang aku alami, tapi ini benar-benar kurasa.

Praktisi tersebut bernama Duma, biasa disebut mas Duma. Dia punya pengalaman tentang puasa, dia telah berpuasa nazar selama 2 tahun berturut-turut. Kemudian dia melanjutkan puasa lagi selama 1,5 tahun. Banyak pengalaman spiritual yang telah didapatkannya, bisa dikatakan dia punya kemampuan lebih gitu atau dia punya anugrah. Dia juga seorang terapis, dia sangat peka dengan keadaan sekitarnya bahkan dia bisa merasakan energi-energi yang ada dalam diri seseorang. Yang jelas dia bisa merasakan apa yang dirasakan seseorang yang tak kasat mata dan bisa membantu mengeluarkannya. Pada awalnya aku tidak percaya, kok bisa sich??? masa’ iya??? bagaimana caranya??? Sampai akhirnya aku benar-benar merasakannya sendiri.

Walaupun aku tidak diterapi secara langsung, entah kenapa tiba-tiba badanku bergetar, ada hawa panas dan dingin, jantungku berdebar hebat, lalu dari tangan dan kakiku terus keluar keringat. Seperti ada energi yang merasukiku dan menarikku, dan aku tidak tahu itu apa. Sepanjang sesi kuliah itulah yang kurasakan. Ternyata diakhir kuliah baru aku temukan jawabannya, sang terapis mengaku selama kuliah berlangsung dia mencuri-curi menyalurkan energinya dan menarik energi-energi buruk dari para mahasiswa. Aahh...tak kusangka aku ikut terterapi. Lega..rasanya, ada sebagian bebanku yang telah terangkat. Kini sudah semakin ringan aku melangkah, tak boleh terhenti disini aku harus terus melangkah hingga akhirnya menemukan penyempurnaan jiwa.

Terima Kasih buat Mas Duma,
semoga Allah memberikan kesempatan pada kita untuk bertemu lagi

Rabu, 16 Desember 2009

The Secret


Berawal dari mengikuti pelatihan shalat khusyu'. Pada awalnya aku tidak terlalu antusias untuk ikut. Ternyata disitulah aku menemukan apa yang selama ini aku cari. Ya…aku seperti menemukan jalan untuk keluar dari semua beban yang menghimpitku. Jalan itu mungkin belum sepenuhnya terbuka lebar tapi setidaknya sudah ada satu titik terang cahaya…

Tak kusangka aku menemukan jawabannya pada sesuatu yang dulunya aku sangat tidak suka. Dulu aku tidak terlalu peduli dengan kekuatan “The Secret”, bahkan di saat orang-orang disekitarku heboh membicarakannya dan merekomendasikan untuk membaca bukunya padaku, aku tidak peduli. Sudah tertanam dalam diriku bahwa aku bukan penganut mahzab the secret,dan itu pula yang selalu aku bilang pada semua orang. Pernah aku mencoba membaca buku the secret, tapi tidak sampai selesai karena pada awalnya aku sudah tidak suka dan aku tidak bisa memahaminya isinya. Oo..ya dalam the secret itu mengungkapkan rahasia orang-orang sukses di masa lalu dengan hukum tarik-menarik (the law of attraction)

Mungkin sudah lama sekali tidak mendengar kata-kata "The Secret" atau membahas soal the secret. Sampai akhirnya hari itu dimana aku mengikuti pelatihan shalat khusyu’ aku diingatkan kembali. Dan disitulah aku menemukan potongan-potongan mozaik jawaban yang aku butuhkan untuk segera keluar. Aku menjadi percaya dan aku yakin kalau aku sebenarnya bisa menemukan hidupku kembali, cukup itu saja dan aku tidak berpikiran yang muluk-muluk untuk menjadi sukses. Bukan hanya the secret yang benar-benar menjadi rahasiaku untuk menemukan kembali hidupku tapi sang Trainer mengajarkan pula konsep seperti the secret tapi menekankan pada HabluminAllah (hubungan kita dengan Allah). SubhanAllah betapa sempurna sekali dan saat itu aku merasa satu tali ikatan telah lepas dari belenggu. Ingin sekali berbagi disini tetapi sulit untuk diungkapkan bagaimana konsep sang Trainer tersebut karena aku hanya bisa merasakannya.

Semoga ini menjadi awal untuk membuatku lebih baik, aku telah menemukan konsepnya, aku telah menemukan teorinya, tinggal aku mengaplikasikannya. Tapi kurasa akan lebih sempurna dengan dukungan dari orang-orang disekitarku, yang ku pinta hanya do'a..hanya do'a dari kalian.

Sesuatu yang kita benci bahkan kita pandang sebelah mata mungkin suatu saat akan menjadi penolong bagi kita.

K O S O N G

Tiba-tiba teringat bagian dari sebuah lirik lagu “pernahkah kau merasa hatimu hampa..pernahkah kau merasa hatimu kosong..”

Hampa...

Kosong...

Mungkin itu yang sedang kurasa, entah kenapa akhir-akhir ini ada yang berubah dari diriku. Ada suatu bagian yang hilang dan tak utuh lagi. Kalau boleh pinjem kata-katanya mas Anang separuh jiwaku pergi..(halah lebay sangat). Gak tau itu tepat atau enggak, yang jelas efeknya sekarang aku jadi males....super super males..

Diajakin nonton..males, diajakin ngumpul2 ama temen..males, apalagi ngerjain tugas..malesss. apa aja pokoknya males deh. Kuliah udah ogah-ogahan, bayangin aja masuk jam 08.30 lah...aku baru berangkat dari rumah 09.00. Dan itu gak cuma terjadi sekali tapi berkali-kali, dan dengan cueknya pula masuk kelas. Di kelas pun walaupun ragaku ada tapi jiwaku entah kemana...(mengembara kaleee). Pulang kuliah pengennya langsung pulang aja. Gak peduli ama temen yang masih ngumpul2 ngobrolin segala macem, pokoknya pulang. Di rumah pun cuma tidur atau baca-baca aja, kalaupun pikiran lagi buntu gak tau mau ngapain, mojok disudut kamar bengong kayak orang kena skizofren yang ditempatin di ruang isolasi. Parah.

Berkali-kali aku bilang sama temen2ku aku gak ingin kuliah lagi, pengen cari kerja aja. Tapi gak ada yang mendukungku, apalagi kalo aku bilang ke ortu pasti bakalan diceramahin. Makanya dengan setengah hati aku jalanin semua ini. Berharap suatu saat ada kekuatan yang menggerakkanku untuk bisa semangat lagi. Jujur...rasanya sekarang emang aku udah bosan hidup. Bosan dengan apa yang aku jalani, mungkin udah dalam fase titik jenuh yang amat sangat. Aku pengen KELUAR..!!!! Beruntung dengan kekuatan yang masih tersisa dan kekuatan alam sadarku yang masih dominan aku masih bisa bertahan hidup, bertahan untuk tidak melakukan hal-hal yang konyol. Kayak loncat dari jembatan Gondolayu trus nyebur ke kali Code atau berhari-hari mengurung diri ampe gak makan gak minum gak mandi (Iiihhh....)

Yahh...paling gak orang-orang masih melihat aku sebagai orang normal lah. Kadang aku berharap ada yang peka denganku, ada yang tahu dengan perubahan-perubahanku. Tapi kalaupun tidak ada tak apalah, aku dan Tuhan saja mungkin cukup.

Senin, 07 Desember 2009

Pelangi



Kita semua pasti pernah merasa gagal, jatuh, ataupun down dalam perjalanan hidup. Entah itu gagal dalam urusan cinta, karir, ataupun gagal ketika belum mendapatkan apa yang kita harapkan. Kata orang “Gagal itu biasa, yang tidak biasa adalah ketika kita berputus asa dan kehilangan semangat”. Jangan jadikan kegagalan sebagai alasan untuk kita menjadi lemah, untuk apa berputus asa? Tak ada guna dan hanya akan menambah beratnya beban kita saja. Ketika kita mau menerima senang, tentunya kita juga harus siap menerima susah. Jika kita sudi menjalani siang, mengapa harus mengeluh ketika malam menjelang???

Andai kegagalan adalah bagaikan hujan dan kesuksesan bagaikan matahari, kita butuh keduanya untuk bisa melihat pelangi

Contohnya nih...seorang juara adalah bukannya seorang yang tidak pernah terjatuh. Ia harus berjuang untuk menaiki tangga demi tangga kemenangan. Ketika kemenangan sudah ditangan pun, bukan berarti menjadikan ia manusia super yang bisa berada di atas selamanya. Suatu saat pun ia harus menerima kembali kondisi kekalahan. Akhirnya, seorang pemenang kehidupan sejati adalah yang tetap bisa menata hati di setiap keadaan, keadaan menyenangkan atau keadaan yang tidak menyenangkan. Life is beautiful, isn’t it? Hahahaayyyy...so Hidup hanya indah bila kita menyikapinya dengan keindahan rasa, hanya keindahan rasa.

Kuatkan Aku

Ingin kusudahi langkah salah

Menjauh segala pengganggu

Menyambut terbit matahari

Dalam dhuha dan gumam doa

Merintih memohon meminta

Seiring bergulir air mata:

Tuhan, kuatkanlah aku