Nurani Ruhani: Potongan Mozaik-ku

Jumat, 18 Desember 2009

Potongan Mozaik-ku


Aku kembali menemukan potongan-potongan mozaik dalam pencarianku. Sebenarnya bukan sepenuhnya hasil pencarianku, tapi semua jawaban-jawaban itu datang sendiri. Tepatnya saat kuliah Prophetic Leadership, ketika pada pertemuan 13 yang membahas tentang puasa. Saat itu didatangkan seorang praktisi yang dia punya pengalaman lebih tentang puasa. Pada awalnya aku tidak punya feeling apa-apa, aku kira kuliah akan berjalan seperti biasa. Tapi setelah kuliah berjalan disitulah aku menemukan apa yang kucari.

Ya..ternyata jawaban itu mengalir sendiri dan mendatangiku dalam hari-hari yang kujalani. Terima kasih Ya..Allah, engkau selalu memudahkanku dalam segalanya. SubhanAllah...sungguh begitu indah engkau menunjukkannya, sampai saat ini aku masih bertanya-tanya ternyata semudah ini engkau beri kemudahan padaku. Dan kembali satu tali belenggu telah terlepas. Mungkin ada yang tidak percaya dengan yang aku alami, tapi ini benar-benar kurasa.

Praktisi tersebut bernama Duma, biasa disebut mas Duma. Dia punya pengalaman tentang puasa, dia telah berpuasa nazar selama 2 tahun berturut-turut. Kemudian dia melanjutkan puasa lagi selama 1,5 tahun. Banyak pengalaman spiritual yang telah didapatkannya, bisa dikatakan dia punya kemampuan lebih gitu atau dia punya anugrah. Dia juga seorang terapis, dia sangat peka dengan keadaan sekitarnya bahkan dia bisa merasakan energi-energi yang ada dalam diri seseorang. Yang jelas dia bisa merasakan apa yang dirasakan seseorang yang tak kasat mata dan bisa membantu mengeluarkannya. Pada awalnya aku tidak percaya, kok bisa sich??? masa’ iya??? bagaimana caranya??? Sampai akhirnya aku benar-benar merasakannya sendiri.

Walaupun aku tidak diterapi secara langsung, entah kenapa tiba-tiba badanku bergetar, ada hawa panas dan dingin, jantungku berdebar hebat, lalu dari tangan dan kakiku terus keluar keringat. Seperti ada energi yang merasukiku dan menarikku, dan aku tidak tahu itu apa. Sepanjang sesi kuliah itulah yang kurasakan. Ternyata diakhir kuliah baru aku temukan jawabannya, sang terapis mengaku selama kuliah berlangsung dia mencuri-curi menyalurkan energinya dan menarik energi-energi buruk dari para mahasiswa. Aahh...tak kusangka aku ikut terterapi. Lega..rasanya, ada sebagian bebanku yang telah terangkat. Kini sudah semakin ringan aku melangkah, tak boleh terhenti disini aku harus terus melangkah hingga akhirnya menemukan penyempurnaan jiwa.

Terima Kasih buat Mas Duma,
semoga Allah memberikan kesempatan pada kita untuk bertemu lagi

2 komentar:

PipiT mengatakan...

kok aku gak ngerasa apa-apa ya dhil?? energiku lagi bagus ya berarti. Alhamdulillah...

makanya jangan berpikir berhenti kuliah. aku ngerasa kuliah kita sekarang ini banyak banget yang kita dapet, ilmu baru, pengetahuan baru yang belum tentu kita dapet kalo kerja..

sesuai misi kita, kuliah itu kan berobat jalan. eh, tapi malah kamu yang udah ngerasa efeknya. aku belum nyadar deh kayaknya. hehehee... :p

goresan hati mengatakan...

hahaha...iya ya, aku baru nyadar kita kan lagi berobat jalan

tapi aku dah semangat lagi kok pit..,aku bakalan rajin kuliah. (tapi kayaknya tetep suka dateng telat dech..xixixixi..)